Bakamla RI Siapkan Rencana Penguatan Patroli Laut Natuna Utara
Bakamla RI tengah merencanakan penguatan patroli di Laut Natuna Utara untuk menjaga keamanan maritim dan menghadapi klaim sepihak China di ZEE Indonesia.
Kepala Bakamla RI kata Laksamana Madya TNI Irvansyah |
Patroli Laut Natuna Utara: Jumlah Kapal yang Masih Belum Ideal
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Laksamana Madya (Laksdya) TNI Irvansyah, mengungkapkan bahwa jumlah kapal yang saat ini berpatroli di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, khususnya di Laut Natuna Utara, masih belum ideal. Hal ini menjadi perhatian utama bagi Bakamla dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perairan Indonesia.
"Kapal Bakamla yang berpatroli di Laut Natuna Utara saat ini hanya satu kapal. Satu kapal tentunya tidak cukup untuk menjaga keseluruhan wilayah tersebut," ujar Laksdya Irvansyah saat diwawancarai di Jakarta pada Senin. Ia menambahkan, Bakamla kini tengah merencanakan postur kekuatan Bakamla untuk dua dekade mendatang, yakni 2025 hingga 2045.
Rencana Penguatan Kapal Bakamla untuk 20 Tahun ke Depan
Sebagai langkah untuk memperkuat pengawasan di Laut Natuna Utara dan perairan lainnya, Bakamla sedang menyusun rencana strategis yang melibatkan penambahan jumlah kapal. Rencana ini mencakup kekuatan Bakamla dalam jangka panjang, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan patroli yang lebih efektif dan efisien.
Laksdya Irvansyah menjelaskan, "Jumlah ideal kapal yang dibutuhkan masih dalam proses perhitungan, sebagai bagian dari penyusunan rencana postur Bakamla untuk 2025 hingga 2045." Dalam konteks ini, Bakamla akan terus berupaya meningkatkan kapasitas patroli untuk menghadapi tantangan yang ada di wilayah perairan yang sangat strategis ini.
Pembagian Wilayah Operasi Bakamla
Saat ini, Bakamla memperkuat patroli di tiga wilayah operasi utama yang meliputi:
- Zona Maritim Barat, yang mencakup perairan sekitar Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
- Zona Maritim Tengah, yang meliputi perairan sekitar Sulawesi dan Kepulauan Sunda Kecil.
- Zona Maritim Timur, yang mencakup perairan sekitar Maluku dan Papua.
Di wilayah Laut Natuna Utara, yang menjadi bagian dari Zona Maritim Barat, kapal-kapal Bakamla secara bergantian berpatroli sepanjang tahun. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan ketertiban di perairan yang menjadi titik perhatian internasional.
Insiden dengan Kapal Penjaga Pantai China
Pada bulan Oktober lalu, tepatnya pada 21, 24, dan 25 Oktober, terjadi insiden di Laut Natuna Utara. Kapal penjaga pantai China dengan nomor identifikasi CCG 5402 memasuki wilayah perairan yurisdiksi Indonesia dan mengganggu aktivitas survei seismik yang dilakukan oleh PT Pertamina dengan kapal MV Geo Coral. Sebagai respons, kapal patroli Bakamla segera melakukan upaya pengusiran terhadap kapal penjaga pantai China tersebut, dan berhasil menghalau kehadirannya.
Bakamla RI, dalam siaran resminya, menegaskan komitmennya untuk menjaga ketertiban dan keamanan maritim di Laut Natuna Utara. "Bakamla akan terus mengawasi secara ketat aktivitas di Laut Natuna Utara untuk memastikan survei seismik dan kegiatan lainnya di wilayah tersebut berjalan tanpa gangguan," ujar Bakamla dalam pernyataannya.
Klaim Sepihak China dan Hukum Laut Internasional
Laut Natuna Utara berada dalam perairan yurisdiksi Indonesia yang merupakan bagian dari Laut China Selatan. Meskipun demikian, China telah mengklaim sebagian besar wilayah tersebut berdasarkan garis sembilan dasarnya atau 10-dash-line, yang dianggap sebagai klaim historis. Klaim ini mencakup hampir seluruh Laut China Selatan, yang juga dilalui oleh jalur pelayaran internasional yang sangat strategis.
Namun, klaim sepihak ini bertentangan dengan ketentuan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang disepakati pada tahun 1982. Indonesia dan China adalah negara-negara yang telah meratifikasi UNCLOS, yang mengatur batas-batas zona ekonomi eksklusif dan hak negara pantai atas sumber daya alam di perairannya. Karena itu, Indonesia tetap berpegang pada hukum internasional dalam menjaga kedaulatan dan keamanan maritim di wilayah Laut Natuna Utara.
Komitmen Bakamla dalam Menjaga Keamanan Laut Indonesia
Bakamla RI berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan pengawasan maritim dan patroli di seluruh perairan Indonesia, terutama di wilayah Laut Natuna Utara. Penguatan postur Bakamla yang tengah direncanakan diharapkan dapat mendukung upaya Indonesia dalam menjaga keamanan nasional, serta menghadapi potensi ancaman di wilayah perairan yang sangat strategis ini.