Gerakan Maghrib Mengaji Bangkitkan Nilai Keagamaan di Banten

Daftar Isi

Gerakan Maghrib Mengaji di Banten dicanangkan untuk memperkuat nilai agama dan budaya lokal, sinergi MUI dan pemerintah dorong pembangunan SDM berkualitas.

Seorang anak perempuan indonesia berada di sebuah masjid sedang membaca al quran
Ilustrasi Seorang anak perempuan indonesia berada di sebuah masjid sedang membaca al quran

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Usman Asshiddiqi Qohara, menggaungkan Gerakan Maghrib Mengaji (Gemarin) sebagai langkah strategis untuk membangkitkan minat masyarakat dalam mempelajari dan mengikuti aktivitas keagamaan.

Gerakan ini lahir sebagai respons terhadap fenomena generasi muda yang semakin menjauh dari aktivitas keagamaan, berpotensi melunturkan nilai budaya lokal di Provinsi Banten.

“Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Usman dalam sambutannya pada Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) ke-IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten di Pondok Pesantren Al Mubarok, Serang, Kamis (21/11/2024).


Peran MUI dalam Sinergi Pembangunan

Usman menekankan pentingnya peran MUI Provinsi Banten dalam menciptakan sinergi antara pemerintah, institusi, stakeholder, dan masyarakat. Kerja sama ini dinilai krusial untuk merealisasikan berbagai program pembangunan, khususnya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

“Pelaksanaan Mukerda MUI tahun 2024 ini harus mencerminkan sinergi antara pemerintah, alim ulama, dan seluruh elemen pilar pembangunan,” kata Usman.

Ia juga menyampaikan harapannya agar melalui kolaborasi ini, Banten dapat menjadi daerah yang sejahtera secara spiritual dan material. “Bersama MUI, proses pembangunan dapat diatasi secara bersama-sama dalam mewujudkan Banten sebagai daerah ‘baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur’ sebagaimana yang kita harapkan,” tambahnya.


Ulama sebagai Pewaris Nabi

Menurut Usman, ulama memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat, baik secara sosial maupun politik. Peran ini sudah terlihat sejak masa awal Islam di Indonesia.

“Ulama adalah pewaris Nabi. Pengaruh mereka sangat luas dalam membentuk tatanan sosial dan politik bangsa,” jelas Usman.


Harapan Ketua MUI Banten

Ketua MUI Provinsi Banten, A Bazari Syam, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mencermati persoalan-persoalan yang dihadapi Provinsi Banten, baik yang berskala lokal maupun nasional. Ia menegaskan bahwa MUI adalah milik seluruh umat Islam, bukan satu kelompok tertentu.

“MUI adalah milik umat Islam di Banten. Mari kita bangun MUI untuk kepentingan umat,” ajaknya.

Bazari juga mendorong seluruh anggota MUI, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat untuk menghasilkan rumusan strategis yang dapat menjawab tantangan yang ada di Provinsi Banten.


Poin Penting Gerakan Gemarin

  • Tujuan: Mengembalikan nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, terutama generasi muda.
  • Kolaborasi: Sinergi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
  • Harapan: Mewujudkan Banten sebagai daerah yang religius dan sejahtera.

Dengan langkah ini, diharapkan Gerakan Maghrib Mengaji dapat menjadi salah satu upaya strategis dalam mempertahankan identitas keagamaan dan kebudayaan masyarakat Banten.